For My Lovely Son, Dhika...



Mendampingi Anak Merajut Masa Depannya

”Nikmati masa kebersamaan dengan anak-anak dan jangan dipusingkan kalau mereka melakukan sesuatu yang mengesalkan”. “Mana mungkin tidak pusing dan kesal, kalau kelakuan anak-anak sulit diberitahu, susah diatur dan sebagainya dan sebagainya. Nggak mungkin, nggak mungkin” Mana yang benar ? Setiap orang punya pengalaman dan pendapat sendiri. Namun pengalaman kami mungkin akan bermanfaat untuk direnungi.

Hari ini, 23 Februari 2008, Dhika, Putera kedua kami memasuki usia 17 tahun, saat yang indah untuk bersamanya bahkan kata orang lebih indah dari ulang tahun yang lalu selama hidup. Kami tidak dapat bersama karena Dhika sekolah di Bandung. Sapaan penuh kegembiraan, canda dan harapan hanya terjadi lewat telepon “SELAMAT ULANG TAHUN ,SAYANG...”.Sesaat kemudian terbayang kejadian 17 belas tahun silam, bungsu kami sangat aktif di dalam perut, bergerak kesana kemari sehingga nyangkut tidak bisa keluar lewat jalan lahir normal. Dokter memutuskan keluar melalui sobekan di perut dan ALHAMDULILLAH bayi mungil lahir dengan berat 4.1 kg. Namun kami harus bersabar dalam kegembiraan karena Hb darah si bungsu turun. ASI dan SINAR MATAHARI yang memancar dengan penuh cinta selama 1 minggu dapat menormalkan kembali Hb darah si bayi mungil dan kami dapat bergembira kembali dengan lepas.

Kami tertawa dan senang ketika si bayi melempar barang yang ada dimeja karena kami tahu si bayi hanya ingin bermain. Kami sedih ketika si bayi menangis karena kami tahu si bayi butuh perhatian. Pokoknya, hanya ada perhatian, senang, tertawa, perhatian, senang dan tertawa, nggak ada yang lain.

Ketika berbicara di telepon pagi hari, Kami sepakat untuk merayakan ulang tahun Dhika yang ke 17 pada tanggal 27 Februari di Bandung bertepatan dengan wisuda kakaknya yang baru lulus dari Jurusan Psikologi UNPAD. Namun, kesepakatan itu tidak serta memupus kerinduan kami untuk bersamanya. Sore hari, walau hujan deras mengguyur kota Tangerang, kami keluar rumah untuk menghibur diri menuju Sumarecon Mall Serpong (SMS). Kami mencoba merekayasa hati dan pikiran seolah Dhika ada bersama kami. Tiba-tiba kami melihat banyak orang tua dan anak-anak sedang menyaksikan pameran Sekolah taman kanak-kanak. Serta – merta ingatan kami kembali menerawang ke-puluhan tahun silam manakala di Lantai I - Sumarecon Mall. Kala itu, Dhika ”Si Pipi Tomat” (panggilan sayangnya ketika kecil) baru berusia 3,5 tahun, Dhika minta masuk sekolah Taman Kanak-Kanak yang berada tidak jauh dari tempat tinggal. Mungkin karena setiap pagi kami selalu mengajak Dhika jalan melalui sekolah tersebut dan sifatnya yang pemberani menimbulkan keinginannya untuk sekolah. Hanya 2 minggu Mamanya dan Mba Eha (pengasuh putera kami) ikut masuk ke kelas, si kecil “pipi tomat” sudah mulai menikmati masa belajar pertamanya di Taman Kanak-kanak Bulog bersama guru dan teman kelas. Tempat bermain dan lingkungan yang nyaman membuat Dhika sangat senang mengeksploitasi dirinya tanpa harus ditemani saya terkecuali pada saat mengantar dan menjemput dari sekolahnya.

Kami tertawa dan senang ketika baju si kecil kotor karena kami tahu si kecil sedang bergembira dengan teman dan mainannya, Kami prihatin ketika si kecil menangis karena kami tahu ada sesuatu yang tidak dia mengerti dan mengganggunya. Pokoknya, hanya ada perhatian, kelucuan, tertawa dan senang.

Sejak Bayi, 2 tahun di Taman Kanak-kanak dan 6 tahun di Sekolah Dasar, Dhika selalu berada dalam jangkauan mata dan perhatian kami. Pagi Sekolah Dasar, siang Sekolah Madrasah dan main bola dengan teman dilingkungan merupakan kegiatan rutinnya. Hampir setiap hari minggu, bersepeda santai, berenang menjadi kesenangan bersama. Ada beberapa kali kami terpaksa meninggalkan Dhika di rumah bersama Nenek karena harus keluar kota, tetapi kontak melalui telepon dan sms selalu kami lakukan. Dhika pandai menyusun kata di sms untuk menyatakan perasaan dan keadaan selama kami tinggal. Suatu hari, ketika masa ujian akhir Sekolah Dasar sudah dekat, Dhika pulang dari rumah om Irfan (adik ipar kami) dengan membawa brosur Al-Kautsar Boarding School dan minta sekolah di Sukabumi. Walau kami tidak pernah mengarahkan atau menganjurkan Dhika untuk sekolah ber-asrama, mungkin Dhika ingin mengikukti jejak kakaknya yang sekolah di SMU Dwiwarna, Bogor. Untuk menyakinkan niatnya, kami ajak Dhika mengunjugi sekolah tersebut yang jauh dari keramaian kota dibawah kaki gunung salak namun memiliki fasilitas yang sangat baik. Keinginannya tidak surut bahkan ketika orang tua diwawancara pada saat pendaftaran, saat itu Dhika bilang ”kalau Dhika nggak diterima pasti karena jawaban papa yang nggak mendukung”. Besarnya minat Dhika sekolah di boarding membuat kami terpaksa mencari sekolah boarding yang lain disekitar Bogor, Puncak, Sukabumi dan Bandung untuk sebagai cadangan. Alhamdulillah, niat Dhika terkabulkan dan tibalah saatnya akan berpisah dengan teman-temanya dirumah. Malam itu, Dhika minta dibelikan ayam untuk dibakar bersama temannya. Ketika Dhika bergembira diluar bersama teman-teman, kami didalam sibuk membereskan baju dan perlengkapan yang harus dan boleh dibawa. Perasaan kami, Dhika, nenek, pengasuh dan teman-temannya hanya diri masing-masing yang tahu.

Kami tidak kecewa dan marah ketika nilai rapor Dhika tidak termasuk hitungan apalagi 10 besar karena kami tahu Dhika telah berusaha dan masih terus berkembang, Kami tidak kecewa dan marah ketika Dhika tidak diterima di SMP Unggulan karena kami telah memberi kebebasan memilih dan Boarding School adalah pilihannya, Kami tidak kecewa dan marah ketika Dhika mengecat rambutnya karena kami tahu ’Meniru’ adalah salah satu ciri anak-anak. Pokoknya kami selalu bersamanya, menerima kelakuannya tanpa mempermasalahkan dan pada kesempatan yang santai kami berdiskusi bukan menilai/menggurui tentang tindakan/keputusannya yang lalu.

Kami boleh menginap di asrama selama satu malam setelah mengantar Dhika pertama kali ke asrama dan besoknya kami harus pulang dengan linangan air mata. Setiap berpisah dengan Dhika, kami berpelukan, melambaikan tangan, mengucurkan air mata, dan mendengar rintihan panggilannya ”Papa.......... Mama.........” (menyiratkan kalau dia tidak ingin ditinggal). Setiap minggu dalam tiga bulan pertama kejadian memilukan berulang terus. Detik, menit, hari, bulan dan tahun berlalu. Akhirnya, tidak ada lagi kejadian manis seperti ketika Dhika pertama kali masuk asrama. Kami hanya mendengar dan mengetahui, Dhika bangun shalat shubuh ke masjid, mandi, membereskan kamar tidurnya, meletakkan pakaian kotor ditempatnya, makan bersama, sekolah, mengambil pakaian bersih di Laundry sekolah dan membereskan kembali ke lemarinya. Bermain basket diantara teman kelas yang badannya yang jauh lebih tinggi dan mewakili sekolah dalam lomba basket antar SMP se Sukabumi. Berenang diantara kesibukan belajarnya dan mewakili sekolah dan daerah Sukabumi dalam Lomba Renang di Bandung. Setiap bulan kami mengunjunginya dan membawa pulang untuk kumpul bersama kami. Dhika telah tumbuh menjadi dirinya sendirinya, Dhika selalu bercerita tentang yang terjadi dan tidak lupa dengan menyelipkan pandangan dan sikapnya.

Kami tidak kecewa dan marah dengan keputusannya yang kemudian tidak bisa dijalani oleh Dhika, kata dan sikap kami tidak menyiratkan kekecewaan, karena kami tahu Dhika telah kami biarkan membuat keputusan untuk dirinya dan kami harus tetap disampingnya untuk meneguhkan dan mengarahkan aktifitas yang harus dilakukan untuk menunjang keputusan yang telah dibuatnya sendiri.

Lulus SMP Al-Kautsar, Dhika membuat keputusan untuk tetap sekolah berasrama. Kami mengunjugi SMU Muthohari Bandung, MAN Insan Cendekia dan melihat brosur SMU Nurul Fikir di Anyer, SMU Nusantara di Malang. Diantara pilihan yang ada, Dhika memilih SMU Muthohari Bandung. Pilihan Dhika sesuai dengan saran kakaknya,Andhit, kepada kami ”Pa, Dhika sekolah di SMP dalam lingkungan dengan interaksi yang minimal dengan lingkungan (masyarakat). Sebaiknya interaksi Dhika dengan lingkungan mulai ditingkatkan secara selektif, diperkenalkan dengan lebih baik untuk pilih Muthohari karena konsep asrama yang diterapkan tetap berinterkasi dengan masyarakat yang telah bekerjsama dengan Muthohari dalam membina anak-anak”. Kali ini, tidak ada deraian air mata pada saat kami berpisah ,tapi terus terang kekhawatiran karena wilayah Kiaracondong dalam ingatan kami penuh dengan hal-hal yang berbau kenakalan. Kami hanya berpesan ”Jauhi 5 hal, Jangan main perempuan, Jangan madat/narkoba, Jangan mabuk-mabukan, Jangan berjudi, Jangan mencuri”.

Kami tidak kecewa dan marah ketika biaya pulsa bulan pertama dan kedua di Bandung, biaya pulsa Hp-nya diatas Rp 1 juta karena kami tahu Dhika sedang berusaha untuk beradaptasi. Kami tidak kecewa dan marah ketika nilai rapornya dibawah rata-rata karena kami tahu setiap orang tidak mungkin menguasai banyak hal. Kami tidak marah dan kecewa ketika Dhika punya pacar, karena kami tahu Dhika butuh teman untuk memotivasi dirinya dalam belajar. Kami tidak kecewa dan marah ketika motornya hilang karena kami tahu Dhika belum mengubah perilakunya untuk hidup tertib seperti kami.

Apa hasilnya dari pola hubungan yang kami bangun selama ini ? Ketika makan bersama di Mc Donald setelah menghadiri wisuda kakaknya, Dhika bercerita :

  1. Dhika selalu berusaha untuk menghormati guru dan menyayangi teman, tapi Dhika mengambil sikap tegas untuk tidak menerima teman-teman yang datang ketempat kost untuk bermain kecuali untuk belajar.
  2. Dhika mengajak teman kelasnya makan untuk merayakan ultah Dhika dan sebelum pulang Dhika bicara seperti yang suka papa contohkan, kalau sehabis makan-makan dengan staf Eksekutif ”Saya ngajak teman teman makan bukan karena saya banyak uang, tetapi saya ingin menunjukkan bahwa saya butuh kalian seperti halnya kalian butuh saya untuk bersama-sama kita mempersiapkan Ujian Akhir Nasional, Jangan pernah merasa dibebani apabila guru meminta kita lebih rajin mengerjakan soal, tapi jadikanlah semuanya sebagai sebuah kesenangan

Waktu bersamanya memang tidak banyak, tapi kami telah berusaha untuk menikmati sebanyak mungkin. Doa yang selalu kami panjatkan ”Ya ALLAH betapa kami memiliki banyak kekurangan dan kelemahan dalam membimbing anak anak kami, oleh karena itu Ya ALLAH Lindungi anak kami dari Fitnah Dunia dan Akhirat, Mudahkan jalannya untuk menempuh cita-cita tapi jangan Engkau biarkan Dia menjauhi-MU, Bimbinglah anak-anak kami untuk selalu mengingat-MU”.

Kami telah diinspirasikan oleh ungkapan Dorothy Law Nolte berikut ini,

  • Kalau seorang anak hidup dengan kritik, ia akan belajar menghukum
  • Kalau seorang anak hidup dalam permusuhan, ia akan belajar kekerasan
  • Kalau seorang anak hidup dengan olokan, ia akan belajar menjadi malu
  • Kalau seorang anak hidup dengan rasa malu, ia belajar merasa bersalah
  • Kalau seorang anak hidup dengan dorongan, ia belajar percaya diri
  • Kalau seorang anak hidup dengan keadilan, ia belajar menjalankan keadilan
  • Kalau seorang anak hidup dengan ketenteraman, ia belajar tentang iman
  • Kalau seorang anak hidup dengan dukungan, ia belajar menyukai dirinya sendiri
  • Kalau seorang anak hidup dengan penerimaan serta persahabatan, ia belajar mencintai dunia

Selamat Ulang Tahun sayang, Selamat berjuang ...
Doa kami senantiasa bersamamu
Rabbana hablana min zurriyyatina. Innaka Antal Wahhab
Robbijalni zurriyati min ibadikassholihin
Amin .Amin Ya Robbal alamin

Selengkapnya.....

REKAYASA ULANG (1)




A. Konsep Dasar Rekayasa Ulang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dan transportasi telah mengakibatkan munculnya tuntutan yang lebih tinggi bahkan baru dalam pengelolaan perusahaan yaitu daya saing perusahaan. Transparansi informasi dan cepatnya pergerakan manusia dan barang dalam skala global telah mengakibatkan peningkatan kuantitas dan keanekargaman persaingan antara perusahaan seiring dengan timbulnya pergeseran atau perubahan nilai dan kebutuhan- kebutuhan dari masyarakat.

Rekayasa ulang pada awal kemunculannya merupakan suatu pendekatan baru dalam upaya meningkatkan daya saing perusahaan Amerika yang secara sadar dan berani mengabaikan prinsip- prinsip lama dalam pengelolaan perusahaan. Rekayasa ulang didefinisikan sebagai :



Pemikiran ulang secara fundamental dan perancangan ulang secara radikal atas proses-proses bisnis untuk mendapatkan perbaikan dramatis dalam hal ukuran-ukuran kinerja penting dan kontemporer misalnya biaya, kualaitas, pelayanan dan kecepatan 1). Dari definisi diatas terdapat empat hal yang membedakan Rekayasa ulang dengan beberapa pendekatan lain dalam manajemen, misalnya Total Quality Management (TQM), Organizational Development (OD) atau Manajemen Perubahan, yang meliputi :


  1. Pemikiran ulang secara fundamental, yaitu mempertanyakan kembali secara mendasar tentang apa yang dialkukan saat ini dan cara melakukannya dimulai dari kajian tentang asumsi- asumsi yang mendasarinya.
  2. Perancangan ulang secara radikal, yaitu mengabaikan semua struktur dan prosedur yang ada dan menciptakan cara-cara yang sama sekali baru dalam menyelesaikan pekerjaan.
  3. Proses- proses bisnis, yaitu sekumpulan aktifitas yang meliputi satu atau lebih jenis masukan dan menciptakan sebuah keluaran yang bernilai bagi pelanggan (catatan : yang direkayasa ulang bukan tugas-tugas, departemen-departemen atau orang-orang walaupun pada akhirnya akan muncul bentuk organisasi dan tugas-tugas baru dari orang-orang)
  4. Perbaikan dramatis, yaitu peningkatan kinerja yang tidak marjinal atau incremental tetapi dalam lompatan besar (Quantum leaps).

Karakteristik diatas dapat dilihat dari rekayasa ulang yang telah berhasil dilakukan oleh perusahaan IBM Credit, yaitu Pemberian kredit bagi pembeli produk IBM dari waktu proses pemberian kredit 7 hari menjadi 4 jam dengan peningkatan jumlah pelayanan 100 kali lipat serta penurunan jumlah karyawan. Perbaikan kinerja yang dramatis dicapai dengan mengubah asumsi lama bahwa setiap pemberian kredit bersifat unik dan membutuhkan kehati-hatian dalam pemeriksaan (sulit) sehingga dibutuhkan tenaga ahli (spesialis) menjadi asumsi baru bahwa setiap permohonan kredit bersifat sederhana dan gamblang. Perusahaan – perusahaan dunia yang telah berhasil melakukan rekayasa ulang umumnya dapat dikatagorikan atas :
  • Perusahaan yang sedang mengalami masalah besar
  • Perusahaan yang tidak sedang mengalami kesulitan namun melihat adanya kemungkinan ancaman dan tantangan baru dimasa yang akan datang
  • Perusahaan yang berada dalam keadaan puncak atau tidak menemui kesulitan saat ini ataupun yang akan datang




B. Bagaimana Memulai Rekayasa Ulang

Perubahan radikal fundamental dalam rekayasa ulang harus mendapat dukungan penuh dari pimpinan puncak dan diyakini oleh pemilik proses yang mungkin berada pada berbagai Unit/Departemen. Oleh karena itu rekayasa ulang dimulai dari keyakinan yang muncul sebagai akibat dari analisis mendalam dengan didukung bukti yang kuat tentang keadaan perusahaan saat ini yang sudah tidak dipertahankan lagi (ALASAN BERBUAT) serta adanya keinginan dan keyakinan untuk menempatkan perusahaan dimasa yang akan datang pada keadaan yang baru (MENJADI APA).


Berangkat dari pemikiran diatas, suatu argumentasi yang menjadi alasan paling efektif untuk melakukan rekayasa ulang harus mencakup tiga unsur utama, yaitu :

  1. Perhatian utama perusahaan terhadap proses bisnis dikaitkan dengan apa yang sedang terjadi, sedang berubah dan yang baru dalam lingkungan ekternal perusahaan baik dalam skala regional, nasional maupun internasional terutama para pesaing
  2. Diagnosis yang menyimpulkan adanya ketidakmampuan perusahaan apabila mempertahankan proses bisnis yang ada untuk memenuhi tuntutan kinerja baru dan alasan-alasan teknik-teknik diluar rekayasa ulang yang tidak akan berhasil menyelesaikan masalah
  3. Perkiraan biaya yang harus dikeluarkan apabila perusahaan tidak melakukan rekayasa ulang

Pernyataan keadaan baru yang diinginkan dimasa yang akan datang harus berdaya guna atau memberi petunjuk tentang apa yang harus dilakukan perusahaan untuk mencapainya. Sebuah persepsi diri yang merupakan gambaran tanpa detail besar hanya akan berdaya guna apabila memiliki 3 unsur utama, yaitu (1) Memfokus pada operasi-operasi (2) Meliputi sasaran dan ukuran yang jelas (3) Menggambarkan dasar kompetensi dalam industri.



Kami adalah nomor satu dalam industri pakaian” atau ”Kami adalah pemasok kesayangan bagi para pelanggan” merupakan contoh visi yang tidak berdaya guna dibandingkan dengan ”Kami menyampaikan paket sebelum pukul 10.30 pagi berikutnya



C. Memilih Proses Bisnis Yang Akan Di Rekayasa Ulang

Tidak ada sebuah perusahaan yang merekayasa ulang seluruh proses bisnisnya sekaligus karena rekayasa ulang membutuhkan komitmen dan energi yang besar. Setelah peta proses bisnis berhasil diidentifikasi dan dibuatkan peta, maka dipilih proses bisnis yang akan direkayasa ulang dengan menggunakan kriteria berikut :

  1. Tingkat kegagalan, yaitu proses bisnis yang sering memiliki masalah sehingga kinerjanya menjadi rendah
  2. Tingkat kepentingan, yaitu prores bisnis yang menjadi perhatian utama/ paling penting bagi pelanggan luar sehingga akan berpengaruh secara signifikan terhadap pemenuhan kepuasannya
  3. Tingkat kelayakan, yaitu mempertimbangkan jangkauan keterlibatan unit/orang dalam organisasi serta biaya yang harus dikorbankan


Footnote :

1) Michael Hammer & James Champy., Reengineering The Corporation., Harpercoolin., 1993., Alihbahasa Marcus Prihminto Widodo., Rekayasa Ulang Persusahaan., Gramedia., 1994

Selengkapnya.....

Menggapai Cinta ALLAH (2)


Zikir melengkapi Syahadat

Syahadat merupakan rukun islam pertama yang wajib dilakukan oleh seorang muslim. Tidak ada waktu atau ritual khusus yang mengatur pengucapan ikrar ketauhidan tersebut sehingga banyak orang islam yang terlahir sebagai pemeluk agama islam lupa kapan dan bagaimana situasi bathin pada saat melakukan ikrar ketauhidan tersebut. Bagi umat islam yang sebelumnya memeluk agama lain, pengucapan syahadat pada umumnya dilakukan pada acara khusus dibimbing seorang Ulama/Ustadz yang diawali dengan penjelasan yang bersangkutan tentang proses pencarian yang terjadi sampai munculnya keyakinan untuk menjadi muslim dengan mengikrarkan ALLAH sebagai satu-satunya Tuhan yang patut disembah dan Muhammad sebagai utusan ALLAH. Yang perlu dicermati pada saat pengucapan (ikrar) syahadat dari contoh diatas bukan ada/tidaknya ritual pada saat melaksanakan rukun islam pertama melainkan bagaimana kualitas ilmu dan keyakinan (tauhid qauli wal amali) pada saat mengESAkan ALLAH. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan karena akan mempengaruhi kualitas ibadah dan amal (tauhid qashi amali).

Dalam perjalanan waktu, daya tarik kenikmatan dunia akan mempengaruhi pasang surutnya keyakinan seorang muslim terhadap keESAan ALLAH terlebih lagi apabila tidak bertambahnya ilmu tentang ALLAH sebagai pencipta, pemberi rezeki dan pengatur (tauhid Rububiyah) serta nama-namaNya yang baik serta sifat-sifatNya yang tinggi (tauhid asma dan sifat). Oleh karenanya, perlu diupayakan secara sadar dan terus menerus untuk selalu memperbaharui ikrar ketauhdian melalui dzikir.

Dzikir dalam pengertian sempit maupun luas merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk lebih memantapkan dan meningkatkan kualitas ketauhidan. Kata dzikir secara etimologi adalah bentuk turunan dari kata dzakara yang berarti keadaan tidak diam dan tidak lupa atau mengingat, menyebut atau menghadirkan rekaman memori yang tersimpan dalam ingatan. Kata dzikir secara terminologi adalah mengingat ALLAH dalam bentuk mengucapkan lafadz-lafadz yang disyariatkan kepadaNYA (dzikir lisan), menghabiskan waktu dalam ketaatan dan menjauhi segala larangan (dzikir perbuatan) sebagai manifesitasi dari merenungi keagungan dan sifat-sifat ALLAH (dzikir hati).

Ayat ayat Al-qur’an tentang dzikir menurut Syaikh Muhammad Zakariyya Rah.a1) adalah, (1) Al-Baqarah ayat 152, 198, 200-202, 203 (2) Ali Imran ayat 41, 191 (3) An-Nisaa’ ayat 103, 142 (4) Al-Maidah ayat 91 (5) Al-An’aam ayat 52 (6) Al-A’raaf ayat 29, 55-56, 180, 205 (7) Al-Anfaa ayat 2 (8) As-Ra’d ayat 27-28 (9) Al-Israa’ ayat 110 (10) Al-Kahfi ayat 24, 28, 100-101 (11) Maryam ayat 2-3, 48 (12) Thaa-haa ayat 14-15, 42 (13) Al-Anbiyaa’ ayat 76, 83, 87, 90 (14) Al-Hajj ayat 34-35 (15) Al-Mu’minuun ayat 109-111 (16) An-Nuur ayat 37 (17) Al-Alkabuut ayat 45 (18) As-Sajdah ayat 16-17 (19) Al-Ahzab ayat 21, 35, 41-42 (20) Ash-Shafaat ayat 75 (21) Az-Zumar ayat 22 (22) Al-Hadiid ayat 16 (22) Al-Mujaadlah ayat 19 (23) Al-Jumu’ah ayat 10 (24) Al-Munaafikquun ayat 9 (24) Al-Muzzamiil ayat 8, (25) Al-Insaan ayat 25-27 (26) Al-A’laa ayat 14-15.

Dzikir lisan yang selaras dengan pemahaman syariat terbagi dua2) yaitu dzikir ma’tsur (berdasarkan riwayat yang dzikir yang terdapat dalam nash yang bersumber pada Al-Qur’an dan sunnah baik yang pernah diucapkan atau diperintahkan oleh Nabi secara mutlak (tidak terikat waktu dan momen tertentu) atau karena sebab tertentu serta dzikir yang disusun oleh hamba. Dengan dzikir yang dilakukan secara terus menerus akan mendarangkan Cinta dan Ridho Allah selain memiliki fungsi pragmatis lainnya (1) Melebur dosa, (2) Melipatgandakan pahala, (3) Menolak bencana (4) Benteng kokoh dari gangguan syetan (5) Menyelamatkan dari siksa neraka (6) Mengantarkan ke syurga.

Manfaat dzikir setelah shalat akan memberikan kedamaian Jiwa (menyucikan hati, menjadi hamba bersyukur, menyadari kelemahan diri dan memurnikan keikhlasan) serta kesehatan raga (menumbuhkan semangat, mempertahankan produktifitas, menjaga stamina dan konsentrasi, menghilangkan stress dan menepis Insomnia3)



Footnote :

1) Syaikh Muhammad Zakariyya Rah.a ., Menyingkap rahasia-rahasia zikrullah., Citra Media., Oktober 2007

2) Abdurrahman Mahmud Khalifah., Dzikir bersama Nabi., Pustaka Al-Tazkia., Agustus 2007

3) Luqman Junaidi., The Power of wirid., h. 195-321., Mizan Media Utama., Jakarta., Desember 2007


Selengkapnya.....

Menggapai Cinta ALLAH (1)

Adil seorang karyawan yang disenangi teman kerja karena tidak pernah membicarakan kejelekan orang lain bahkan terlalu sering memuji teman kerja dibanding menceritakan kehebatan dirinya. Adil juga disenangi atasannya karena tidak pernah melalaikan semua pekerjaan yang ditugaskan sesuai dengan arahan dan tepat waktu. Dilubuk hati yang dalam, Adil merasa memiliki dan dimiliki perusahaan sehingga tidak ada kebutuhan Adil yang menjadi haknya tidak dicukupi oleh perusahaan.

Diantara banyak Adil yang ada di perusahaan tersebut, seorang karyawan bernama Ihsan memiliki kelebihan yang mengundang perhatian berlebih dari perusahaan. Ihsan bukan hanya memiliki sifat rendah hati, suka menolong dan selalu melakukan semua pekerjaan yang diwajibkan perusahaan melainkan juga seringkali melakukan pekerjaan yang bukan menjadi kewajibannya dengan penuh suka cita. Setiap tahun, tidak ada alasan bagi perusahaan untuk memberikan kedudukan dan insentif melebihi pemberian perusahaan kepada Adil. Bahkan kecintaan perusahaan terhadap Ihsan selalu ditampakkan setiap saat dalam bentuk perhatian terus menerus seolah tidak ingin Adil mengalami kesulitan atau bahaya.

Bagaimana manusia sebagai ciptaan dan milik ALLAH berusaha menggapai cinta ALLAH sebagai pencipta dan pemilik manusia akan mudah dipahami dengan mengambil cerita antara Adil, Ihsan dan Perusahaan diatas. Cukupkan bagi umat manusia yang mengaku beragama Islam melakukan kebaikan bagi umat manusia dan mahluk lainnya serta melaksanakan seluruh kewajiban rukun Islam seperti yang dilakukan Adil di perusahaan ? Untuk menggapai kecintaan ALLAH manusia bukan hanya melakukan ibadah yang wajib tetapi juga yang sunat.

Pengertian sunat (nafilah) sama dengan Tathawwu yang berarti apa yang dikerjakan seseorang atas dasar keinginan pribadi terhadap hal-hal yang tidak wajib dikerjakan dan akan mendatangkan kebaikan bagi dirinya seperti dinyatakan dalam surah Al Baqarah : 184 “ …فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ...” yang artinya “...barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebaikan, maka itulah yang lebih baik baginya...”

Kecintaan ALLAH terhadap hambanya yang melakukan ibadah sunat dinyatakan dalam hadist Abu Hurairah seperti dinyatakan dalam kitab ar-Riqaaq bab at-Tawadhu, nomor 6502 Bukhori, Rasullullah bersabda :

Sesungguhnya Allah yang Mahatinggi telah berfirman, Barangsiapa memusuhi waliku maka kunyatakan perang padanya. Dan tidaklah seorang hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang Aku cintai dari apa yang telah Aku wajibkan kepadanya dan hamba-Ku itu masih terus mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunat (binnawafil) sehingga Aku mencintainya….” 1)

1. Zikir (sunat) melengkapi Sahadat (wajib)

2. Shalat Rawatib (sunat) melengkapi Shalat lima waktu (wajib)

3. Puasa senin-Kamis (sunat) melengkapi Puasa Ramadhan (wajib)

4. Sedekah (sunat) melengkapi Zakat (wajib)

5. Umrah (sunat) melengkapi Haji (wajib bagi yang mampu)

Selengkapnya.....

Al Hajj

"Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata (diantaranya) makam Ibrahim, barang siapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia, mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengedakan perjalanan ke Baitullah, Barang siapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah maha kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam". (Ali-Imran:97)

Haji merupakan salah satu rukun Islam. Islam sangat menganjurkan kepada pemeluknya untuk melaksanakan ibadah haji tersebut. Rasulullah SAW dalam haditsnya memotivasi kita untuk melaksanakannya:" Barang siapa yang melaksanakan ibadah haji, kemudian tidak berkata kotor dan tidak berbuat kefasikan, akan dibersihkan dosa-dosanya, sebagaimana waktu ia baru dilahirkan oleh ibunya.

Dalam hadits lain Rasulullah berkata: Haji mabrur tidaklah ada balasannya kecuali sorga.

Begitu pentingnya ibadah haji ini, Rasulullah sangat menganjurkan ibadah ini dengan mengumpamakan bagi seorang yang sudah melaksanakan ibadah haji akan suci sebagaimana seorang bayi yang baru dilahirkan ke muka bumi, begitu juga bagi orang yang melaksanakan ibadah haji dan ia memperoleh haji yang mabrur, maka dia akan mendapat balasan surga, sebagaimana yang dijelaskan hadits yang kita bacakan tadi.

Allah juga berfirman dalam surat Al Baqarah 197:"(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barang siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan Haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa dan bertaqwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal." (QS. 2:197).

Firman Allah ini menegaskan kepada kita bahwa ketika kita sudah berazzam (menetapkan niat ) untuk melaksanakan ibadah haji, hendaklah dia mempersiapkan dirinya dengan sebaik-baiknya. Persiapan itu adalah tidak berkata kotor, berbuat fasik dan berbantah-bantahan ketika melaksanakan ibadah haji. Karena ibadah haji merupukan ibadah yang sangat mulia, Allah mengisyaratkan untuk benar-benar membersihkan dirinya dari sifat-sifat, tingkah laku dan akhlaq yang tercela. Hal ini adalah sarana untuk mendapatkan haji yang mabrur yang sudah di janjikan Allah Swt.

Pada akhir ayat ini sangat jelas di terangkan bahwa sebaik-baik bekal untuk melaksanakan ibadah haji adalah Taqwa. Persiapan menjelang ibadah haji adalalh dengan meningkatkan ketakwaan kepada Allah. Melakukan amalan-amalan wajib dan sunnah untuk mendekatkan diri kepada Allah. Artinya seseorang yang akan melaksanakan ibadah haji sudah tergambar kebersihan dirinya sebelum melaksanakan ibadah haji tersebut. Berbeda dari yang banyak di pahami orang bahwa kebersihan diri didapatkan setelah melaksanakan ibadah haji. Banyak orang beranggapan bahwa setelah haji dia akan lebih taat kepada Allah. Ketahuilah bahwa setiap perbuatan atau ibadah yang kita lakukan, sukses atau tidaknya banyak tergantung kepada persiapan dan perbekalan yang sudah di siapkan. Karena itu bagi seseorang yang akan melaksanakan ibadah haji hendaklan mengevaluasi diri. Memuhasabah diri sudahkan bekal taqwa tertanam di dalam dirinya?. Sehingga dengan perbekalan taqwa yang kuat kita bisa meraih haji yang mabrur.
Selengkapnya.....