Mana Yang Paling Mungkin

Setelah salat subuh, saya ngomong sama anak "Cobalah olah raga jalan pagi agar sehat". Sang anak pergi keluar dan tidak lama kemudian kembali lagi kerumah, sementara saya menyaksikannya dengan penuh tanya "olah raga hanya beberapa menit .......? Mengapa....... ?

1. (Persoalan kognisi) Apakah TIDAK TAHU jalan pagi adalah olah raga dan manfaat olah raga ? 2. (Persoalan afeksi) Apakah TIDAK SENANG olah raga jalan pagi atau hidup sehat ?
3. (Persoalan psikomotorik) Apakah TIDAK BISA berolah raga dengan jalan kaki ?
4. (Persoalan pengirim pesan/orang tua) Apakah orang tua tidak dapat menyampaikan pesan dengan CARA yang benar ?
5. (Persoalan penerima pesan/anak) Apakah pesan yang disampaikan diPERSEPSIKANkan bias oleh anak ?
6. (Persoalan mengemas isi pesan) Apakah isi pesan telah disusun dengan baik ?

Kita sering menghadapi persoalan sejenis yaitu SULITNYA MENGHARAPKAN ORANG LAIN MELAKUKAN SEPERTI YANG KITA KEHENDAKI. Cobalah lakukan evaluasi dengan hati dan pikiran yang jernih ? Sebagai saran, mulailah dari mempertanyakan diri sendiri sebagai penyebab (menjawab pertanyaan no 4) lalu menjawab nomor lainnya. Mudah-mudahan bermanfaat

2 comments:

m u t i a said...

salam.

maaf sebelumnya,
saya mutia temen sekolah dika waktu di muthahhari,bandung... sebenarnya saya di sarankan dika buat baca blog om lantaran saya buat posting yang berhubungan dengan orang tua..

saya terharu membaca blog om..
(dan saya berterimakasih banyak sekali sama dika sebelumnya karena ia mengomentari posting saya dengan bijak sekali dan akan saya kirimkan rasa terimakasih 1000x lagi padanya karena sudah menyarankan untuk membaca blog om)

saya memiliki entah itu masalah komunikasi atau bukan, tapi saya dan orang tua terbilang hubungan yang baik-baik saja... namun, saya menyadari bahwa makin besar saya, makin remajanya saya, makin susahnya kami berkomunikasi..
hal-hal yang enggak bisa saya sampaikan ke orang tua, pasti akan saya pendam dan sedikit menulis di blog untuk mengurangi rasa beban.. dan saya berharap orang tua saya membaca blog saya, supaya mereka sadar kalau saya menyesal telah menyakiti mereka..

kalau saya berselisih pendapat dengan orang tua, saat itu terjadi, saya jadi berfikir yah, itu wajar kalau punya anak remaja. semua hubungan orang tua dan anak remaja begitu dan pada akhirnya saya menuntut orang tua saya untuk mengerti keadaan saya tanpa harus saya bilang..

tapi saat saya baca blog om, saya jadi memikirkan hal-hal yang tidak pernah saya pikirkan..
saya terlalu sibuk memikirkan urusan saya sebagai anak ketimbang memikirkan mereka sebagai orang tua..

saya menangis waktu baca blog om tentang ulang tahunnya dika yang ke-17..
dan tiba-tiba saya merasa iri, andai saya anak om.. saya tau tidak boleh berbicara seperti itu tapi sesungguhnya, komunikasi yang seperti om dan dika saya impikan..

tapi blog om menjadi cerminan dari sikap semua orang tua yang ada di dunia ini, mungkin juga salah satunya orang tua saya..
saya tahu pasti orang tua saya memikirkan, peduli, sayang pada saya dan saya marah karena merasa tidak pantas mendapat kasih sayang seperti itu karena saya selalu merepotkan mereka..

andai mereka menulis blog karena tak mampu mengatakannya, mencurahkan segalanya mengenai saya disana, saya yakin hal tersebut pasti membuat saya menangis seperti saya membaca blog om..
saya tidak tahu apa yang mereka pikirkan mengenai saya..
saya sering sekali membuat mereka susah, sedih, kecewa, marah..
dan blog om menyadarkan saya bahwa ternyata apapun yang kami, anak2, lakukan.. kalian, orang tua, akan terus mencintai kami.. cinta kalian tidak berujung.. dan kami (aku) jadi bingung bagaimana cara membalas cinta sebesar itu?

saya jadi bertanya-tanya, dari mana dika bisa sebijak dan sedewasa itu di usia muda? ternyata dika memiliki seorang ayah yang menurunkan bakat itu padanya.. =)

sehat selalu untuk om dan sekeluarga ya, om..

salam.

KayKay said...

Bapak apa kabar? wow.. keren blog-nya Pak... apalagi tulisannya tentang Ultah Dhika, haru-biru berlinang air mata membaca tulisan bapak itu. Thanks yah Pak telah memberikan contoh menjadi orang-tua yg selalu mendukung dan menerima anak apa adanya.

Salam,
Khristina Kencana